Artikel

Mengedepankan Kemanusiaan dan Perdamaian

Paus Leo XIV menggunakan pertemuan-pertemuan awalnya sebagai Paus untuk menjelaskan visi dan misinya bagi Gereja.

Paus Leo XIV telah mulai aktif berkegiatan pada hari-hari pertamanya sebagai paus. Pada 10 Mei 2025, Paus Leo melakukan pertemuan pertama dengan para kardinal. Dalam pertemuan ini, Paus Leo menyampaikan hal-hal penting terkait visi dan misinya bagi Gereja.

Inspirasi dari Paus Leo XIII

Bagi Paus Leo XIV, pemilihan nama kepausannya menunjukkan komitmen Gereja bagi kemanusiaan dan keadilan sosial. Paus Leo XIV merujuk pada pendahulunya, Paus Leo XIII yang membela keadilan sosial di tengah perkembangan revolusi industri. Pada awal abad ke-20, perkembangan mesin dan teknologi telah mendorong perkembangan kapitalisme, yang pada akhirnya menekan para pekerja. Paus Leo XIV melihat kesamaan kondisi tersebut dengan keadaan saat ini, ketika perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan artifisial (AI) dengan sangat cepat mulai menekan kemanusiaan.

“Paus Leo XIII, dengan ensiklik bersejarah Rerum Novarum, membahas masalah sosial dalam konteks revolusi industri yang pertama,” kata Paus Leo. “Saat ini, Gereja menawarkan pada semua orang harta ajaran sosialnya sebagai tanggapan akan revolusi industri yang kembali terjadi dan perkembangan kecerdasan artifisial.”

Kewaspadaan akan perkembangan AI yang tidak terkendali sebenarnya telah digaungkan pula oleh Paus Fransiskus, yang menjadikannya sebagai ujud doa Tahun Yubileum bulan April 2025, tentang penggunaan teknologi baru. Dalam ujud doa tersebut, Paus Fransiskus berdoa agar penggunaan teknologi baru tidak menggantikan relasi antarmanusia, melainkan membantu agar kita dapat menghargai martabat satu sama lain, dan membantu kita menghadapi krisis di zaman kita.

Bertemu Tuhan dalam Keheningan

Paus Leo mengingatkan bahwa kita menemukan Kristus yang telah bangkit “bukan dalam gemuruh guntur dan gempa”, tapi dalam “bisikan angin yang lembut”. Dalam keheninganlah kita dapat menemukan kedekatan dengan Tuhan, dan pertemuan dengan Tuhan ini yang harus membimbing Gereja dalam misinya saat ini.

Paus Leo, yang motto kepausannya “In Illo uno unum”—yang berarti “Dalam satu Kristus, kita adalah satu” memuji persatuan yang ditunjukkan umat dalam hari-hari berduka setelah wafatnya Paus Fransiskus. “Keadaan ini menunjukkan keagungan sejati Gereja,” kata Paus Leo.

Menuju Masa Depan

Konsili Vatikan II masih merupakan panduan yang Paus Leo XIV pegang teguh untuk menuju masa depan. Dia menekankan beberapa hal penting, yang juga ditekankan oleh Paus Fransiskus, yaitu keutamaan Kristus, sinodalitas, sensus fidei (naluri umat Katolik untuk mengenali kebenaran ajaran iman), sikap saleh, bela rasa pada yang miskin, dan keberanian untuk terlibat dalam dunia.

“Inilah prinsip-prinsip Injil yang menjadi jalan bagi wajah kasih Allah Bapa ditunjukkan dan terus ditunjukkan melalui Putra-Nya yang menjadi manusia,” kata Paus Leo.

Perdamaian Lewat Komunikasi

Dalam pertemuan dengan media profesional (12/5/2025), Paus Leo menunjukkan satu hal lagi yang menjadi visi kepausannya; perdamaian. Paus Leo meminta media untuk mengedepankan kebenaran dan mempromosikan perdamaian.

Paus meminta media profesional untuk menggunakan cara komunikasi yang, “tidak sekadar mencari persamaan pendapat, tidak menggunakan kata-kata agresif, tidak berkompetisi, dan tidak memisahkan pencarian kebenaran dari kasih yang dengan rendah hati harus kita cari.”

“Cara kita berkomunikasi sangat penting. Kita harus harus ‘menolak’ perang kata-kata dan gambar. Kita harus menolak paradigma perang,” tegas Paus Leo.

Bagi Paus, masa ini memiliki banyak masalah yang sulit dihadapi dan dilalui, dan membuat kita menjadi masyarakat yang setengah-setengah. Ini membuat Paus meminta media mengesampingkan stereotipe dan hal-hal klise, agar dapat memberikan “intisari jati diri kita” pada dunia.

Dalam hal tantangan zaman, serta kaitannya dengan media dan komunikasi, Paus Leo mengutip kata-kata Santo Agustinus, “Marilah kita hidup dengan baik, dan zaman akan menjadi baik. Kitalah zaman ini.”

Paus Leo menutup pertemuan dengan mengulangi pesan Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sosial Dunia 2025, “Marilah melepaskan semua prasangka dan dendam, fanatisme, bahkan kebencian, dari komunikasi. Marilah melucuti kata-kata, dan kita akan membantu melucuti dunia (dari senjata perang).”

Oleh Donna Widjajanto

Sumber: https://www.vaticannews.va

You may also like...

This error message is only visible to WordPress admins

Error: No feed found.

Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.