Pelayanan Paus Leo XIV secara resmi diawali dengan Misa Inaugurasi di Lapangan Santo Petrus.
Sepuluh hari setelah terpilih sebagai paus dalam salah satu konklaf tercepat dalam sejarah, Paus Leo XIV diinaugurasi sebagai Penerus Takhta Santo Petrus dalam misa raya yang dihadiri kurang-lebih 200.000 umat peziarah. Misa yang diadakan pada pukul 10.00 Waktu Roma, Minggu, 18 Mei 2025 tersebut dihadiri perwakilan dari berbagai denominasi Kristen, juga delegasi dari agama-agama lain seperti Yahudi, Islam, Hindu, Buddha, Sikh, Zoroaster, dan Jain, juga para pemimpin negara-negara sahabat.
Paus Leo muncul sekitar 45 menit sebelum misa dimulai, dan mengelilingi Lapangan Santo Petrus dengan naik Mobil Paus. Inilah pertama kalinya Paus Leo naik Mobil Paus. Tampil segar, rileks, dan penuh senyum, Paus Leo tak henti melambaikan tangan pada jemaat yang menyambutnya dengan meriah. Sesekali, mobil dihentikan agar Paus dapat memberkati bayi yang digendong kepadanya. Perjalanan singkat ini berlanjut keluar Lapangan Santo Petrus hingga sampai ke ujung Via della Conciliazione, dekat Castel Sant’Angelo di tepi Sungai Tiber, sebelum berputar balik ke Lapangan Santo Petrus.
Upacara inaugurasi dimulai dengan Paus Leo turun ke makam Santo Petrus dan berdoa singkat di sana. Setelahnya, Paus dan para kardinal keluar dari Basilika Santo Petrus menuju altar yang berada pada pelataran gereja, menghadap umat dan undangan yang berada di Lapangan Santo Petrus. Dalam misa kudus, Paus Leo menerima Cincin Nelayan dan palium kepausan.
Karya Roh Kudus
Dalam kotbahnya, Paus Leo menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya atas dukungan dan doa seluruh umat yang mendukung konklaf yang mencari penerus Santo Petrus yang dapat menghadapi tantangan masa kini.
“Karya Roh Kudus lah yang memungkinkan kita mencapai harmoni, seperti instrumen-instrumen musik, sehingga dawai hati kita dapat bergetar dalam satu melodi yang sama,” kata Paus.
“Saya terpilih, tanpa memiliki kelebihan apa pun, dan sekarang, dengan ketakutan dan gemetar,” kata Paus Leo. “Saya datang pada kalian sebagai saudara, yang ingin menjadi pelayan iman dan kegembiraan kalian, berjalan bersama kalian pada jalan kasih Tuhan, karena Dia ingin kita semua bersatu dalam satu keluarga.”
Karya Roh Kudus ini juga dirasakan Ignatius Kardinal Suharyo, yang pada pukul 16.30 WIB mengadakan misa syukur bagi Paus Leo XIV di Katedral Jakarta. “Terasa sekali Roh Kudus bekerja dalam konklaf kemarin, sehingga paus baru dapat terpilih dengan cepat,” demikian Kardinal Suharyo.
Misi Petrus
Paus Leo menegaskan bahwa cinta kasih dan persatuan adalah dua aspek misi yang diberikan Yesus pada Petrus. Kasih Tuhan yang tanpa batas dan tanpa syarat lah yang memungkinkan Petrus melaksanakan misinya.
“Pelayanan Petrus adalah servus servorum Dei, atau ‘pelayan dari para pelayan Tuhan’. Gereja Roma melayani dalam kasih, dan otoritas utamanya adalah kasih Kristus… Dengan demikian Petrus harus menggembalakan kawanan dombanya tanpa menyerah pada godaan untuk menjadi penguasa mereka yang diberikan padanya. Sebaliknya, Petrus dipanggil untuk melayani iman saudara-saudaranya, dan berjalan bersama mereka.”
Harapan akan Gereja yang Satu
Sri Paus menyampaikan harapannya akan “Gereja yang bersatu, yang akan menjadi ragi bagi rekonsiliasi dunia.”
“Lihatlah Kristus! Mendekatlah pada-Nya! Sambutlah kata-kata-Nya yang meringankan dan menghibur! Dengarkan tawaran-Nya akan cinta kasih dan menjadi satu keluarga: dalam Kristus yang satu, kita menjadi satu,” kata Paus. “Inilah jalan yang harus diikuti bersama, baik sebagai umat Katolik, juga bersama saudara-saudara kita gereja-gereja lain, bersama mereka yang mengikuti jalur religius lain, bersama mereka yang mencari Tuhan, bersama para perempuan dan laki-laki yang beriktikad baik, agar dapat membangun dunia baru di mana perdamaian tercapai!”
Gereja Misioner
Paus Leo yang memiliki latar belakang sebagai misionaris di Peru juga menyatakan bahwa semangat misioner menjaga Gereja agar tidak menutup dirinya dalam kelompok kecil.
“Kita terpanggil untuk menawarkan kasih Tuhan pada semua orang, agar dapat menjadi tanda persatuan dan komuni, yang menjadi ragi bagi rekonsiliasi dunia,” katanya.
“Saudara-saudari, inilah masa bagi kasih! Inti Injil adalah kasih Tuhan yang membuat kita menjadi saudara,” kata Paus.
“Bersama, sebagai satu umat, sebagai saudara, mari kita berjalan menuju Tuhan dan saling mengasihi,” demikian pesan Paus Leo XIV.
Oleh Donna Widjajanto
Bahan dan Foto: Vatican News.