Iman-Persaudaraan-Belarasa, motto kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia akan diwujudnyatakan di tempat-tempat yang beliau kunjungi.
Oleh Donna W
Paus Fransiskus merupakan tokoh yang mendorong perdamaian dan toleransi beragama di seluruh dunia. Pada kunjungannya ke Indonesia, 3-6 September 2024 mendatang, pesan “Iman-Persaudaraan-Belarasa” yang dibawa diwujudnyatakan dalam kunjungan ke Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga dan Masjid Istiqlal.
Paus Fransiskus, seperti juga pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II, amat mengapresiasi kerukunan beragama dan kehidupan bertoleransi di Indonesia. Sri Paus juga menganggap Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, adalah salah satu fondasi kerukunan beragama di Nusantara. Kunjungan Paus ke Indonesia tidak hanya membawa misi iman bagi umat Katolik, tapi juga misi kemanusiaan dan persaudaraan universal.
Acara “Berkat Paus Menyinari Tempat Ini” pada Kamis, 22 Agustus 2024, yang diselenggarakan oleh Kabar-baik.id dan Ikon Kebudayaan Nusantara, bekerja sama dengan Gereja Katedral Jakarta, menegaskan kembali pesan-pesan Paus dengan mengajak awak media dan influencers untuk mengunjungi dan mengenal lebih jauh tempat-tempat yang akan didatangi Paus Fransiskus.
Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga merupakan gereja utama di Keuskupan Agung Jakarta. Bangunan gereja ini berdiri pada tahun 1901, menggantikan bangunan sebelumnya yang ambruk pada tahun 1891. Bila ditarik lebih jauh, perkembangan umat Katolik di Jakarta dimulai pada awal abad ke-19, setelah sebelumnya sempat menjadi Gereja Bawah Tanah karena dilarang oleh penguasa Belanda. Gereja Katolik yang pertama digunakan pun merupakan bekas gereja Protestan di bilangan Senen. Baru pada tahun 1828, gereja bisa didirikan di lahan yang digunakan sekarang.
Pada Kompleks Katedral terdapat pula Grha Pemuda, tempat awal dilaksanakannya Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda. Hari pertama Kongres Pemuda II tersebut dijalankan pada lokasi ini. Berikutnya yang tidak kalah penting, di kompleks ini juga terdapat Museum Katedral, yang menampung koleksi perkembangan agama Katolik di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Tetangga di seberang jalan dari Katedral adalah Masjid Istiqlal. Masjid raya nan megah ini diprakarsai oleh Presiden Sukarno, dan diresmikan pada tahun 1978. Uniknya, arsitek masjid ini adalah seorang Protestan, yaitu Friedrich Silaban. Lokasinya yang berseberangan dengan Katedral amat melukiskan kerukunan beragama di Indonesia.
Namun, bertetangga saja belum cukup untuk menggambarkan situasi beragama di Indonesia. Pada masa pandemi COVID-19, dibangun Terowongan Silaturahmi, yang menghubungkan kompleks Katedral dan Istiqlal. Terowongan yang melintas di bawah Jalan Katedral ini merupakan ikon pembelajaran tentang toleransi beragama dan keterbukaan dialog antar-agama. Semoga kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia benar-benar bisa mempererat hubungan persaudaraan antaragama dalam masyarakat kita, dan membawa berkat bagi semua.