Paus Fransiskus juga menekankan pentingnya menghormati dan menerima keberadaan Kota Suci Yerusalem sebagai kota tempat pemeluk agama kristen, yahudi, dan islam berbaur.
Oleh Wimbo Satwiko
Sebelum memulai Perjalanan Apostolik ke-45 di kawasan Asia Pasifik, Paus Fransiskus menegaskan bahwa perundingan gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung seharusnya tidak boleh berhenti.
Pemimpin tertinggi gereja Katolik itu mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, pembebasan sandera, dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, karena berbagai penyakit, termasuk polio, menyebar di sana.
“Sekali lagi, saya menaruh perhatian pada konflik di Palestina dan Israel, yang berisiko menyebar ke kota-kota lain di Palestina. Saya memohon agar negosiasi tidak berhenti, gencatan senjata segera dilakukan, para sandera dibebaskan, dan bantuan diberikan kepada orang-orang di Gaza, di mana banyak penyakit, termasuk polio, juga menyebar,” kata Paus dalam khotbah di lapangan Basilika Santo Petrus, Minggu, 1 September 2024.
Burkina Faso
”Semoga ada perdamaian di Tanah Suci, semoga ada perdamaian di Yerusalem!” ujar Paus lagi, yang menekankan pentingnya menghormati dan menerima keberadaan Yerusalem sebagai kota tempat pemeluk agama kristen, yahudi, dan muslim berbaur.
Pada kesempatan yang sama, Paus juga mengungkapkan kesedihan mendalam atas serangan teroris di kota Barsalogho, Burkina Faso, baru-baru ini. Dalam beberapa tahun terakhir, terjdi peningkatan kekerasan di Burkina Faso dengan serangan oleh kelompok-kelompok teroris yang menyebabkan ketakutan dan kehancuran.
“Saya mengutuk tindakan mengerikan ini terhadap kehidupan manusia dan berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Burkina Faso,” ujar Paus.
Selain itu, Paus juga kembali mengungkapkan kekhawatirannya untuk rakyat Ukraina, yang masih menderita akibat invasi Rusia. Paus menyoroti konsekuensi kemanusiaan yang ditanggung rakyat Ukraina akibat serangan terhadap infrastruktur sehingga jutaan orang tidak memiliki akses untuk mendapatkan kebutuhan dasar, seperti air bersih dan listrik.
Sumber: Anadolu, Vatican News
