Sejak 14 Februari 2014, tak hanya Umat Katolik yang prihatin akan kondisi Kesehatan Paus Fransiskus, tapi juga semesta, langit dan bumi. Di RS Gimilli, Roma, Bapa Suci didiagnosis mengalami pneumonia ganda yang menyerang kedua paru-parunya dan menerima perawatan untuk infeksi saluran pernapasan polimikroba. Media dunia saat ini berkiblat ke Vatikan, Roma, Italia, untuk upaya mendapatkan info terkini beliau, yang diberitakan beberapa kali mengalami gagal napas.
Dua Pesan dalam Bunda Maria
Dalam artikel sebelumnya, saya menuliskan tentang kuatnya devosi Jorge Maria Bergoglio yang orang Argentina ini kepada Nostra Senora de Lujan atau Bunda Kami dari Lujan hingga saat ini devosinya kepada Perawan Maria Maggiore. Proses pertumbuhan iman, panggilan, pelayanan, dan dedikasinya bagi Gereja Katolik serta persaudaraan, keadilan dan perdamaian dunia, tak bisa dilepaskan dari iman Bunda Maria yang mengagungkan Tuhan karena perbuatan besar yang dilakukan dalam dirinya (Magnificat Maria, Luk 1:46-55).
Boleh diduga bahwa motto tahbisannya sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina dan dilanjut-teruskan sebagai motto pontifikat sebagai Paus ke 266, yaitu Miserando Atque Eligendo terinspirasi dari pengalaman batin devosionalnya. Tuhan telah mengasihi dan memilihnya. Bergoglio merasakan kasih Tuhan dalam perjalanan imamatnya, dan terus menghendakinya untuk terus melangkah dalam pelayanan demi kemuliaan Allah yang semakin besar. Persis juga dengan semangatnya sebagai seorang Jezuit : ad maiorem et gloriam, demi kebesaran dan kemuliaan Tuhan. Allah memilih dari yang kecil, yang sederhana, yang rapuh sebagai alat untuk kemuliaanNya.
Terkait dengan devosi mendalamnya Paus Fransiskus pernah berpesan dua hal ini terkait keintimannya dengan Bunda Maria. Pertama, saat Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, 1 Januari 2024 ia menganjurkan agar setiap orang katolik menjadi ‘marian’, anak-anak Maria. Kedua, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan jurnalis Mexico di tahun yang sama dia berpesan: “Saya sudah berjanji kepada Perawan Maria yang menjadi devosi kuat saya, karena ikatan batin dan iman, saya ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore!”
Nossa Senhora Desatadora dos Nos
Usia yang lanjut dengan mengidap gangguan paru-paru dan pernapasan, tentulah mencemaskan. Pertanyaan beberapa orang, mengapa Paus mampu bertahan lebih dari tiga minggu. Masih akan bertahan, dan kemungkinan akan sembuh? Mengapa tidak !
Menyimak kuatnya kehadiran Bunda Maria dalam pribadi beriman Bapa Suci kita ini, mukjizat Allah melalui ‘penampakan’ Maria di kedalaman batinya bukan mustahil. Paus Fransiskus tekun dalam keyakinan bahwa Bunda Maria adalah Nossa Senhora Desatadora dos Nos atau Mother Mary Untier of Knots, Bunda Maria Pengurai Simpul Masalah.
Pada sebuah pesan retoris katekesenya tentang peran Bunda Maria dalam kehidupannya sebagai seorang beriman katolik, Paus Fransiskus mempertanyakan dirinya sendiri bila terdampak masalah : “apakah aku sendiri sudah minta kepada Bunda Maria untuk menolong agar aku percaya kepada belaskasih Allah? Apakah aku sudah minta kepada Santa Perawan Maria untuk mengurai simpul-simpul itu serta mengubahnya?” Simpul kehidupan bukan hanya kekusutan dosa yang diakibatkan Adam-Hawa dan sudah diurai oleh Kristus-Maria, tetapi juga kekusutan, kekisruhan, kekalutan dalam perjuangan hidup setiap orang. Dan, saat ini Paus Fransiskus sedang dalam kekusutan penyakit yang dideritanya. Kekalutan sedang meliputi tim medis, kuria di Vatikan, Gereja semesta, dan Masyarakat dunia. Dalam ketakberdayaannya kini justeru kuat menampakkan kemuliaan Allah bagi dunia. Dan dalam keheningan batinnya, Paus Fransiskus masih mendaraskan doa-doanya bersama Bunda Maria, Nossa Senhora Desatadora dos Nos. Dan, kita ikut serta bersamanya agar Bunda Maria melepaskan simpul kekusutan dalam sakitnya, agar Tuhan mengubahnya menjadi kemuliaanNya.
Penulis: Louis Djangun
