Artikel

PAUS DAN GELAR PERSON OF THE YEAR

Paus Majalah Time

Penulis: Louis Djangun – Kabar-baik.id

Mengapa majalah TIME pada tahun 2013 menggelari Paus Fransiskus “Person of the Year”? Padahal ketika apresiasi itu diumumkan, Jorge Mario Bergoglio baru 9 bulan menjalani masa kepausannya. Beliau terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013. Apa yang dilihat TIME dalam rentang waktu sesingkat itu?

Semula saya menduga karena Time menelusuri jejak panjang Bergoglio sejak sebagai Uskup & Kardinal di Buenos Aires Argentina, hingga reasonable bahwa imam Jezuit asal negeri pesepakbola kondang Diego Maradona & Lionel Messi ini terpilih sebagai Paus.

Hanya sembilan bulan, ibarat bayi masih dalam kandungan, Paus Fransiskus melahirkan kejutan dan genjotan leadership-nya yang revolusioner. Ibarat transformasi kepompong hingga menjadi kupu-kupu indah, ia berproses sat-set membenahi sisi dalam Vatikan dan mewajahkan citra pelayanan pastoralnya kepada dunia dalam cara berbeda, mencengarngkan, bahkan berkategori mengguncang iman katolik.

“Pray for me”

Itulah kalimat pertamanya sebagai Paus terpilih dalam konklaf ketika muncul di jendela Basilika Santo Petrus. Suara baritonnya yang tegas mengheningkan riuh teriakan syukur ‘habemus papam’ dari ratusan ribu umat. Setelah mendapatkan kekuatan doa dari umat yang hadir di plaza basilika, barulah Paus Fransiskus memberikan berkat Urbi et Orbi.

 Tiga kata memohon itu seakan menerjemahkan motto -nya “Miserando Atque Eligendo”,  yang sudah dibatinkannya sejak pelayanan kegembalaannya sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. (Motto ini menarik untuk diulas tersendiri, terkait Spiritualitas pribadi Bergoglio – penulis).

Nggak suka embel-embel

Kalimat nggak suka embel-embel adalah istilah bebas beberapa media untuk melukiskan Paus anyar ini yang tak suka hal-hal formal. Paus terpilih ini bersikap seakan menjadi Paus baginya biasa-biasa saja. Misalnya, ia memilih berdiri ketimbang duduk di tahta kepausan ketika menerima ucapan selamat para Kardinal pemilih konklaf. Ia tak mengenakan warna merah pada mozetta dan sepatu prada yang lazim dikenakan Paus terpilih sebagai symbol pelayanan demi pengorbanan akan Darah Kristus. Ia mengenakan jubah sehari-harinya dengan mozetta (penutup punggung) dan fascia (semacam pengikat pinggang yang ujungnya menjuntai) berwarna putih. Itu saja..

Usai pelantikan ia juga kembali ke penginapan biasanya dengan kamar ukuran ‘tidak sebesar kardinal lainnya’ di Castle Sancta Martha dengan menggunakan bis bersama para kardinal lainnya. Padahal sudah disediakan mobil kepausan untuk mengantarnya ke Wisma Apostolik, istana kepausan.

Cuci dan Cium Kaki yang Mengguncang Iman

Kamis Putih, 28 Maret 2013, dua minggu setelah penobatan sebagai Paus, Fransiskus dalam upacara di penjara remaja ‘Casal del Marmo’, Roma, membasuh dan mencium kaki dua Perempuan muda dan 10 pria. Tindakannya sungguh mencengangkan dunia dan mengguncang penghayatan iman umat Katolik.

Sejarah panjang dalam tradisi Gereja Katolik, upacara pembasuhan kaki bermula  sebagai perintah saling melayani dan kerendahan hati yang dicontohkan Yesus saat Perjamuan Akhir di Senakel dilakukannyaNya terhadap 12 Rasul yang kesemuanya laki-laki. Contoh Yesus itu dilanjut-teruskan dalam tradisi Ekaristi Kamis Putih hingga kini dengan pencucian kaki 12 laki-laki yang dipilih dari antara umat di setiap paroki. Dan para Paus sebelumnya melakukan ritual tersebut di Basilika Santo Petrus atau Basilika Santo Yohanes Lateran di Roma terhadap para imam dan kardinal di Vatikan.

Mendompleng Teknologi Kekinian

Pada bulan-bulan awal kepemimpinannya, dengan sadar Paus memanfaatkan teknologi abad 21 untuk mewartakan perubahan-perubahan yang dilakukannya. Paus Fransiskus sadar betul, bahwa sebagai gembala utama dalam kepemimpinan Gereja semesta, setiap kata dan tindakannya akan lekas mendunia.

Saya kutip pesannya dalam rangka Hari Komunikasi se-Dunia tahun 17 Mei 2013 : “Tantangan yang dihadapi oleh jejaring sosial adalah bagaimana benar-benar menjadi inklusif: dengan demikian mereka memperoleh manfaat dari peran serta  penuh dari orang-orang beriman yang ingin berbagi amanat Yesus dan nilai martabat manusia yang dikemukakan melalui pengajaran-Nya. Kaum beriman semakin menyadari bahwa  kalau Kabar Baik tidak diperkenalkan juga di dalam dunia digital, ia akan hilang dalam pengalaman banyak orang yang menganggap ruang eksistensial ini penting. Lingkungan digital bukanlah sebuah dunia paralel  atau murni virtual, tetapi merupakan bagian dari pengalaman keseharian banyak orang teristimewa kaum muda. Jejaring sosial adalah hasil  interaksi manusia akan tetapi pada gilirannya memberikan bentuk baru terhadap dinamika komunikasi yang membangun relasi: oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang lingkungan ini merupakan prasyarat untuk suatu kehadiran yang bermakna.”

Kutipan itu menggambarkan niat Paus Fransiskus untuk all out menyelaraskan kerygma (pewartaan kesaksian iman) dengan teknologi digital. Ajaran Kristus dan nilai-nilai kristiani akan numpang menyebar cepat ke seantero dunia. Ia seakan dengan sengaja mendramatisir cara pastoralnya yang tak biasa untuk diliput dan dipertontonkan ke seantero jagad.

22-29 Juli 2013 Paus Fransiskus sudah hadir bersama dalam peringatan Hari Orang Muda Sedunia di Rio de JaneiroBrasil, bertemu Presiden Brazil dan memimpin ekaristi di Pantai Copacabana yang dihadiri hampir 4 juta peziarah.

Reformasi dan Transformasi Internal

Majalah TIME dalam salah satu pertimbangannya mengistilahkan Paus Fransiskus “menciptakan iklim tidak hanya reformasi, tetapi juga transformasi”. Di dalam negeri Vatikan sendiri, Paus Fransiskus menggebrak dengan menata ulang kualifikasi pejabat internal (para Uskup dan Kardinal). Mereka dituntut lebih lembut, sabar, sederhana dan hemat. Pejabat bermasalah dalam hal korupsi maupun sikap hidup dibuangnya. Kepemimpinan manajerial di lingkungan istana Vatikan pun dibuat lebih simple dan efektif dan produktif dalam rapat-rapat.

Korupsi di Bank Vatikan pun disikat habis. Ia menuntut transparansi Bank Vatikan dengan membuat laporan keuangan.  Ternyata gebrakan Paus pada Oktober 2013 membuka mata semua orang bahwa baru pertama kali Bank Vatikan membuat laporan sejak bank ini didirikan tahun 1942.

Paus bagi suatu Dunia Baru

Fransiskus bukan Paus pertama yang disandangi Man of the Year oleh TIME. Paus Yohanes XXIII (1962) dan Paus Yohanes Paulus II (1994) sudah dihormati dengan gelar tersebut. Hanya bahwa dalam 9 bulan ‘pemerintahannya’ Fransiskus diapresiasi setinggi itu bukan sembarangan mengingat fakta-fakta dari pikiran-perkataan-tindakan pastoral-nya yang merangkul kemanusiaan, bahkan yang atheis. Karenanya tak heran bila ada sepenggal kesimpulan TIME : “Paus bagi suatu Dunia Baru”.

(Diolah dari berbagai sumber)

Foto: www.time.com

You may also like...

This error message is only visible to WordPress admins

Error: No feed found.

Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.