Artikel

Bukankah Aku Ada di Sini?

Bunda Maria menampakkan diri di Guadalupe, Meksiko di tengah ketakutan dan kebingungan Suku Aztec yang baru saja ditaklukkan penjajah Spanyol.

Oleh Donna W,

Sejarah mencatat penampakan Bunda Maria di Guadalupe, Meksiko sebagai salah satu penampakan yang paling tua. Bunda Maria menampakkan diri pada Juan Diego Cuauhtlatoatzin pada tahun 1531. Saat itu, suku Aztec baru saja ditaklukkan oleh penjajah Spanyol pimpinan Hernan Cortez, pada tahun 1521. Bisa dibayangkan, suku Aztec masih berada dalam kebingungan antara cara hidup yang lama, atau mengikuti cara hidup sang penjajah Spanyol. Namun, penampakan Bunda Maria merupakan salah satu tanda bahwa kasih Tuhan bisa menjangkau semua bangsa.

Kisah Si Petani Juan Diego

Juan Diego adalah seorang Nahua Aztec, suku asli Meksiko. Dia petani kecil, yang meskipun tidak benar-benar miskin papa, tapi tidak pula kaya raya. Dia seorang yang baik hati dan suka menolong, juga hidup suci.

Juan Diego dan istrinya, Maria Lucia, adalah orang-orang pertama yang bersedia dibaptis dan masuk Katolik, setelah kedatangan 12 misionaris OFM (Ordo Fratrum Minorum, atau Fransiskan) di Meksiko. Mereka dibaptis pada tahun 1524. Setelah pembaptisan ini, diduga mereka menjalankan hidup selibat. Istri Juan Diego meninggal 2 tahun sebelum penampakan Bunda Maria.

Setelah dibaptis, Juan Diego setiap hari datang ke biara Fransiskan untuk membantu pekerjaan di sana. Perjalanan dari rumahnya ke biara itu melewati Bukit Tepeyac.

Pertemuan dengan Bunda Maria

Pada subuh tanggal 9 Desember 1531, Juan Diego berangkat ke biara Fransiskan seperti biasa. Saat dia melewati Bukit Tepeyac, Bunda Maria menampakkan diri. Sang Bunda mengatakan bahwa dirinya adalah “Bunda Perawan dari Allah yang sejati,” dan meminta agar di tempat itu didirikan kapel agar, “Aku dapat menolong orang-orang yang memohon bantuan dalam kesulitan.”

Juan Diego menyampaikan permintaan ini pada Uskup Juan Zumarraga, tapi sang uskup tidak percaya. Uskup meminta Juan Diego untuk merefleksikan ulang ceritanya.

Dalam perjalanan pulang, Juan Diego kembali bertemu dengan Bunda Maria di Bukit Tepeyac. Juan Diego menyampaikan bahwa Uskup tidak memercayainya. Juan Diego menganggap Uskup tidak percaya karena si pembawa pesan hanyalah petani miskin sederhana. Dia merasa pesan akan lebih dipercaya bila yang menyampaikannya adalah orang kaya dan berkuasa. Namun, Sang Bunda bersikeras haruslah Juan Diego yang membawa pesan ini.

Keesokan harinya, 10 Desember 1531, Juan Diego kembali menemui Uskup Zumarraga. Kali ini sang uskup bersikap lebih terbuka, dan meminta tanda bahwa benar pesan yang disampaikan Juan Diego berasal dari Bunda Maria. Dalam perjalanan pulang, di Bukit Tepeyac, Juan Diego menyampaikan permintaan Uskup ini, dan Bunda Maria bersedia memenuhinya keesokan harinya.

Namun, pada tanggal 11 Desember 1531, paman Juan Diego, Juan Bernardino, sakit keras. Juan Diego tidak dapat menemui Bunda Maria, karena harus merawat pamannya. Pagi berikutnya, kondisi Juan Bernardino memburuk, hingga Juan Diego buru-buru berangkat mencari pastor untuk sakramen perminyakan. Namun, karena malu tidak memenuhi janji menemui Sang Bunda hari sebelumnya, Juan Diego mengambil jalan memutar dan tidak melewati Bukit Tepeyac. Ternyata, Bunda Maria tetap menemuinya di tengah perjalanan. Ketika ditanya mengapa tidak muncul hari sebelumnya, Juan Diego menceritakan masalahnya. Bunda Maria menegurnya, “Bukankah Aku ada di sini, Aku yang adalah Ibumu?” Dengan kata-kata itu, Sang Bunda mengingatkan Juan Diego dan sekalian umatnya untuk selalu datang pada-Nya, bila menemui kesulitan.

Kemudian, Bunda Maria memastikan bahwa Juan Bernardino sudah sembuh dan meminta Juan Diego untuk memetik bunga di puncak bukit. Juan Diego mematuhinya. Puncak bukit yang berbatu-batu dan biasanya ditumbuhi kaktus serta rumput liar, ternyata dipenuhi gerombol mawar. Juan Diego menggunakan tilma – kain lebar yang digunakan sebagai sarung penghangat, yang ujungnya tetap diikat pada lehernya, untuk membawa bunga-bunga itu. Setelah menunjukkannya pada Bunda Maria, Juan Diego membawa bunga tersebut pada Uskup Zumarraga. Ketika tilma dibuka di hadapan Uskup dan bunga-bunga berjatuhan di kakinya, ternyata pada tilma telah tercetak gambar Bunda Maria, yang kita kenal sampai sekarang.

Gambar yang Sempurna

Tilma Juan Diego sekarang berada di Basilika Guadalupe. Meskipun umurnya telah hampir 500 tahun, gambar Bunda Maria dan kain tilma sama sekali tidak rusak. Tilma ini dibingkai dan dipajang di atas altar utama basilika tersebut.

Gambar Bunda Maria Guadalupa telah melalui berbagai pemeriksaan oleh Gereja, seniman, bahkan matematikawan. Semua mendapati bahwa gambar Bunda Maria ini merupakan gambar yang sempurna. Baik secara proporsional, maupun secara teknik melukisnya – yang sepertinya tidak mungkin dilakukan.

Secara astrologi, bintang-bintang yang tampak pada jubah Bunda Maria menunjukkan konstelasi bintang pada tanggal 12 Desember 1531, pukul 06.45 pagi – saat Bunda Maria memberikan gambar tersebut pada tilma Juan Diego. Bunga-bunga pada gambar tersebut menunjukkan peta gunung dan bukit di Meksiko. Sementara itu, pada bola mata gambar Sang Bunda, bisa diterawang wujud 13 orang yang hadir saat tilma tersebut dibuka Juan Diego di hadapan Uskup Zumarraga.

Kesempurnaan gambar ini menunjukkan bahwa yang membuatnya bukanlah manusia. Tilma ini adalah karya Ilahi yang penuh misteri dan keagungan.

Juan Diego sendiri pada akhirnya diangkat menjadi Santo oleh Paus Yohanes Paulus II, pada tanggal 31 Juli 2002. Hari pesta Santo Juan Diego Cuauhtlatoatzin adalah 9 Desember, dan dia adalah pelindung suku-suku asli.

Sampai hari ini Basilika Guadalupe merupakan salah satu tempat ziarah Bunda Maria yang paling ramai dikunjungi umat. Bunda Maria, Ibu kami, doakanlah kami anak-anak-Mu.

You may also like...

This error message is only visible to WordPress admins

Error: No feed found.

Please go to the Instagram Feed settings page to create a feed.