Menjelang Misa Akbar Paus Fransiskus, umat dari luar kota mulai berdatangan.
Oleh Donna W
Misa Akbar Paus Fransiskus pada Kamis, 5 September 2024 tinggal menghitung jam. Umat dari Jakarta maupun dari luar Jakarta pun telah bersiap-siap mengikuti misa tersebut. Bagi umat dari luar Jakarta, upaya yang harus dilakukan untuk mengikuti misa lebih besar.
Caecilia Nita (Nita) dari Paroki Nusa Dua Bali, Gereja Maria Bunda Segala Bangsa terbang ke Jakarta pada hari Rabu, 4 September 2024 bersama suami dan dua orang anaknya. Dari Keuskupan Denpasar Bali ada 1.000 orang (26 pastor dan 974 awam) yang berangkat ke Jakarta.
Bagi umat dari Keuskupan Denpasar, tidak mudah untuk berangkat ke Jakarta dan mengikuti perhelatan Misa Akbar Paus Fransiskus, karena semua biaya – baik itu tiket pesawat maupun tempat menginap harus ditanggung secara pribadi. Umat yang tadinya berminat ikut pun banyak yang mengundurkan diri karena alasan ini. Di Jakarta pun, karena tempat menginap umat tersebar, rombongan akan berkumpul langsung di Gelora Bung Karno, sebelum misa.
Namun, kesulitan ini tidak menyurutkan niat Nita untuk tetap mengikuti misa dengan Paus Fransiskus. Nita mengikuti misa dengan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989, dan peristiwa ini amat membekas di hatinya. Dia ingin suami dan kedua anaknya memiliki pengalaman yang sama.
“Apalagi suami saya baru masuk sebagai anggota Gereja Katolik, sehingga keinginannya sangat besar untuk mengikuti misa bersama Bapa Paus. Kami menabung sejak tahun 2005 untuk bisa ke Vatikan dan Roma, tapi sekarang bisa berjumpa Bapa Paus di Jakarta. Saya sangat senang bisa mengajak suami dan anak-anak merasakan pesta iman ini, walaupun mungkin hanya bisa melihat Bapa Paus dari jarak jauh,” tutur Nita.
Bagi Nita, bisa berjumpa dengan Paus Fransiskus dan bisa menjadi bagian dari Misa Agung ini memperkuat Ecclesia Domestica – Gereja dalam Keluarga. “Kita semua bisa mendapat contoh kesederhanaan dari Bapa Paus dalam menjalankan imannya,” demikian pungkas Nita.