Dalam kunjungannya ke Jakarta, Paus Fransiskus menyentuh langsung dan memberkati banyak orang. Salah satunya Ibu Murni dari Unika Atma Jaya Jakarta.
Oleh Donna W
“Kesempatan menyentuh tangan Paus bak dapat berkat melimpah. Sangat bersyukur atas kesempatan ini,” ujar Dr. Phil. Juliana Murniati, MSi. Ibu Murni, demikian sapaan akrabnya, bertemu dengan Paus Fransiskus pada acara di Grha Pemuda, Katedral Jakarta, 4 September 2024.
Ibu Murni, yang juga adalah dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Jakarta, bergabung dengan tim Protokol Perlindungan Anak dan Dewasa Rentan-Keuskupan Agung Jakarta (PPADR-KAJ). Kelompok ini merupakan protokol yang bertujuan mencegah terjadinya kekerasan seksual, dan bila kekerasan itu terjadi, memastikan Gereja hadir untuk memberikan perlindungan, pendampingan, dan pemulihan pada korban.
Kelompok PPADR termasuk salah satu yang diundang hadir pada dialog dengan pemuda Scholas Occurrentes di Grha Pemuda, lantai 4. Pada kesempatan itu, Paus Fransiskus memberkati logo PPADR, dan prasasti perunggu PPADR. Pada foto artikel ini, tampak Tim PPADR berfoto dengan logo yang diberikati Paus Fransiskus.
Namun, ternyata Paus Fransiskus bukanlah paus pertama yang pernah berjabat tangan dengan Ibu Murni. Saat Paus Yohanes Paulus II datang ke Jakarta, Oktober 1989, Ibu Murni adalah Ketua Pastoran Unika Atma Jaya Jakarta, sehingga bisa berdekatan dengan Sri Paus.
“Saya masih ingat saat Paus Yohanes Paulus II menandatangani plakat piagam ini (piagam yang sekarang ada di Gedung Karol Wojtyla, UAJ Jakarta), beliau pertama berusaha membaca teks bahasa Indonesia di bagian atas, dan tampak bingung. Tapi setelah membaca teks bahasa Polandia di bagian bawah dan mendapati nama kecilnya Karol Wojtyla tercantum di sana, wajah beliau berbinar,” tutur Ibu Murni dalam wawancaranya dengan TVOne.
Ibu Murni juga berkesempatan mengikuti Misa Agung di GBK pada Kamis, 5 September 2024. Lengkap berkat kedua paus, Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus, selalu mengiringi langkah untuk melanjutkan kerja.